Mind, Body and Soul Acting Course

Setelah sukses menyelenggarakan beberapa workshop dengan Slamet Rahardjo, Robert Draffin akan kembali hadir pada 22 - 28 Februari 2012 di Teater Populer untuk mengadakan workshop akting Mind, Body and Soul. Pelatihan berbentuk workshop ini akan diselenggarakan selama tujuh hari bagi anda aktor/aktris yang masih haus akan ilmu dan ingin terus mengasah kemampuannya. Kami mempertemukan dua guru besar akting.Slamet Rahardjo dan Robert Draffin untuk membagi ilmu dan rahasia suksesnya pada Anda.

Informasi lebih lanjut hubungi ZAMILIA: 08129155028

Brosur workshop: http://www.docstoc.com/docs/112321813/Mind_-Body-and-Soul-acting-Course

Sejarah Teater Populer

Teater Populer Hotel Indonesia, merupakan nama awal dari Teater Populer, sesuai tempat dilahirkannya kelompok seni ini. Pada acara peresmian Hotel Indonesia, Presiden Soekarno menegaskan bahwa Hotel Indonesia sebagai pintu gerbang Indonesia, memiliki misi lain selain hanya menjual kenyamanan kamar dan kelezatan makanan, yang lebih penting dan mendasar, presiden menugaskan agar Hotel Indonesia juga mampu memperkenalkan seni budaya Indonesia. Maka sejak saat itu dibentuklah Art & Culture Department dan salah satu asisten manajernya adalah seniman teater ternama Teguh Karya.

Teguh Karya ditunjuk sebagai penanggungjawab serta pelaksana kegiatan tersebut. Bekerjasama dengan Yuni Amir, Galeb Husein, Ishaq Iskandar dan Tuti Indra Malaon, Teguh Karya mulai menghias Hotel Indonesia dengan berbagai pertunjukan kesenian, termasuk teater. Khususnya pagelaran teater, Teater Populer Hotel Indonesia secara rutin satu bulan sekali melakukan pementasan. Dalam melaksanakan pementasan berkala tersebut, Teguh Karya membentuk ikatan silaturahmi antara penonton dan pelaku seni dengan cara membentuk Ikatan Penonton Tetap Hotel Indonesia yang dimotori oleh Ibu Nelly Adam Malik, Ibu Nany Ali Sadikin, Ibu Ahmad Taher dan Ibu Tati Poernomo.

Teater Populer Hotel Indonesia, anggota aktifnya terdiri dari: Teguh Karya, Ishaq Iskandar, Tuti Indra Malaon, Effendy, Salim, Dewi Sawitri, Sylvia Nainggolan, Henky Solaiman, Rahayu Effendy, Dicky Zulkarnaen, Mieke Wijaya, Titi Qadarsih, Roselina Oscar, Bustomi, Dadi Djaya, Bustomi SA, serta para mahasiswa Akademi Teater Nasional Indonesia; Franky Rorimpandey, N.Riantiarno, Purnama, Boyke Roring, dan Slamet Rahardjo.

Teater Populer Hotel Indonesia, telah memiliki banyak kegiatan pementasan, tetapi hari kelahirannya ditetapkan tanggal 14 Oktober 1968, tepat pada pertunjukan dua naskah pendek yang berjudul ” Kammerherre Alving” saduran dari ”Ghost” karya Henrik Ibsen dan ”Antara Dua Perempuan” saduran dari karya Alice Gestenberg yang dipentaskan di Bali Room Hotel Indonesia.

Teater Populer Hotel Indonesia, menampilkan drama realis hasil karya para seniman besar dunia dan Indonesia, yang memudahkan masyarakat menikmati tontonannya. Semakin lama tanpa terasa, tuntutan penonton meningkat dan pada saat yang sama para pelaku seni juga telah memiliki pengalaman kerja nyata yang telah meningkatkan pula kemampuannya. Sikap kerja ini terus berlaku hingga saat Teater Populer Hotel Indonesia mengembangkan diri diluar ruang lingkup Hotel Indonesia dan namanya berubah menjadi Teater Populer dan menjadi pengisi pementasan secara berkala di Taman Ismail Marzuki yang baru didirikan oleh Gubernur Ali Sadikin.

Slamet Rahardjo

Setelah Teguh Karya meninggal dunia, Teater Populer dilanjutkan oleh Slamet Rahardjo. Pada tahun 1968, bersama Teguh Karya mendirikan sanggar kreatif Teater Populer, yang bertujuan mengembagkan seni teater. pada kelanjutannya Teater Populer tumbuh dan berkembang menjadi salah satu pelopor kebangkitan seni teater. prestasinya sebagai aktor lebih diakui masyarakat dan para kritikus ketika berperan pada lakon-lakon yang dtulis oleh penulis besar dunia seperti: Nikolai Gogol, Garsia Lorca, George Buchner, Bertolt Brecht, Anton Chekhov, Strindberg, Tenessee William, Arthur Kopit dan Jeft Last.

Memulai karir sebagai aktor film pada tahun 1970 dalam film "Wajah Seorang Laki-laki" (Ballad of A Man) karya perdana Teguh Karya. Slamet tampil sebagai sutradara pada acara Pekan Seni Mahasiswa Jakarta pada pertengahan 1970-an, menyutradarai "Rambut Palsu" (The False Hair) karya Peter Karvas dan keluar sebagai Sutradara Terbaik. Sejak itu Slamet tampil sebagai sutradara teater dan menyutradarai lakon "It Should HAppen To A Dog" karya Wolf Mankowitz, "Lady Aoi" karya Mishima, "Perempuan Pilihan Dewa" karya Bertolt Brecht, dan yang paling mendapat tanggapan baik dari para kritikus ketika menyutradari "Dag Dig Dug" karya Putu Wijaya. Slamet Rahardjo tidak berhenti berkarya, pada September 2006 "Antigone" karya Jean Anouilh dan "1001 Malam" pada Mei 2009 serta yang terakhir adalah "Pinangan" dan Penagih Hutang" karya Anton Chekhov pada Maret 2011.

"Rembulan dan Matahari" (The Moon and The Sun) pada tahun 1980 merupakan film pertama yang disutradarai Slamet Rahardjo. Film ini dicatat oleh para kritikus sebagai film alternatif karena menampilkan bentuk dan gaya penyutradaraan yang berbeda dengan film Indonesia lainnya saat itu.

Slamet dikenal sebagai pemain teater dan pemain film terbaik, terbukti dengan berbagai penghargaan dan prestasi yang telah diraihnya baik nasional maupun internasional. Slamet meraih penghargaan atas kemampuannya sebagai aktor maupun sebagai sutradara film.

Saat ini bersama Teater Populer, Slamet Rahardjo terus berkarya dan berbagi ilmu dengan generasi muda penerus dunia seni teater Indonesia untuk memberikan hiburan seni pertunjukan, film ataupun televisi yang berkualitas.

Pinangan dan Penagih Hutang




Pada hari Rabu, 2 Maret 2011 Teater Populer mengadakan pertunjukan kecil yang terdiri dari dua buah karya drama satu babak yaitu "Pinangan" dan "Penagih Hutang" karya Anton Chekhov penulis ternama dari Rusia. Chekhov lahir di Taganrog, Rusia pada 17 Januari 1860. Meskipun karya-karya Chekhov sebetulnya bertema tragis, namun disampaikan dengan cara yang ringan dan menggelitik sehingga ia dikenal sebagai seorang jenius yang humoris. Naskah "Pinangan" yang kami gunakan adalah adaptasi Suyatna Anirun dan Jim Lim; sedangkan naskah "Penagih Hutang" adaptasi oleh Teguh Karya. Kedua pementasan tersebut disutradarai oleh Slamet Rahardjo.

Pinangan, merupakan karya Chekhov yang ditulis sekitar tahun 1888-1889 dan pertama kali dipentaskan pada 1890. Pinangan merupakan komedi situasi yang ringan dan kocak mengisahkan Agus Tubagus (Trisa Triandesa), seorang bujang lapuk berpenyakitan yang datang untuk meminang Ratna Rukmana (Antie Damayantie), putri dari Raden Rukmana (Aki Zulfikar). Belum sempat Agus meminang Ratna, mereka berdua terlibat dalam sebuah adu mulut tentang kepemilikan sebuah bangunan. Melihat perseteruan ini, Raden Rukmana mengusir Agus Tubagus keluar rumah. Lalu Raden Rukmana memberitahu Ratna maksud dan tujuan kedatangan Agus yaitu untuk melamarnya. Ratna histeris dan meminta ayahnya untuk memanggil Agus kembali. Setelah Agus kembali, lagi-lagi mereke adu mulut. perserteruan semakin memanas hingga akhirnya Agus jatuh pingsan. Setelah siuman, Raden Rukmana memaksa agar Ratna menerima pinangan dari Agus dan segera menikah.

Penagih Hutang pertama kali dipertontonkan pada 28 Oktober 1888 di Moskow. Inti cerita ini adalah seorang laki-laki kuat dan kasar bernama Tirto (Kiki Narendra) yang datang untuk menagih hutang pada seorang janda ditinggal mati suaminya, Haryati (Gesata Stella). Haryati sedang termenung dan menangisi kematian suaminya di ruang tamu ditemani oleh Tentrem (Hendro Djarot), seketika ada Tirto datang yang datang untuk menagih hutang yang ditinggalkan suami Haryati. Haryati tidak bisa memberikan uangnya pada saat itu juga namun Tirto bersikukuh. Mereke berseteru hebat bahkan hingga akan perang tanding menggunakan pistol. Namun Tirto yang hidup menyendiri dan kesepian luluh melihat kecantikan Haryati dan seketika ia jatuh hati. Begitupun dengan Haryati yang sudah tujuh bulan menjanda terpikat pula oleh Tirto. setelah segala perseteruan yang terjadi akhirnya mereka saling jatuh cinta.

Pementasan ini dihadiri lebih dari 100 undangan yang datang dari berbagai kalangan yaitu seniman, kritikus, pengamat seni, masyarakat umum dan keluarga besar Teater Populer, diantaranya Christine Hakim, Alex Komang, Hengky Soelaiman, Sylvia Nainggolan, dll. Pementasan ini diakhiri dengan sebuah diskusi singkat yang menarik dengan tamu undangan, yaitu Erros Djarot, Arswendo Atmowiloto, Butet Kartaredjasa, Putu Wijaya dan ikut pula berpartisipasi tamu yang hadir. Pementasan ini merupakan awal kebangkitan Teater Populer sekaligus memperkenalkan para pekerja kreatif generasi baru yang tergabung dalam Teater Populer. Kami ucapkan terima kasih bagi semua tamu undangan yang hadir serta saran dan kritik yang telah diberikan.

Nantikan pementasan kami berikutnya. Salam Teater Populer!

Gladiactor

Gladiactor1

GLADIACTOR, merupakan forum pelatihan akting untuk peminat seni akting guna mengembangkan dirinya. Baik sebagai seorang aktor, sutradara dan penulis skenario.
Slamet Rahardjo Djarot, selaku ketua mentor dalam forum ini akan memberi sekaligus membukakan pengertian dan pemahaman tentang akting untuk film dan televisi.

Materi Pelatihan:
- Penciptaan/pengadeganan: dengan melakonkan sebuah peran tertentu
- Analisis skenario
- Analisis peran
- Dramaturgi
- Proses psikologis dalam penciptaan peran
- Aspek Sosial-Budaya dalam seni peran
- Body – Soul – Mind (body expression)

Pendekatan Belajar :
Proses belajar berlangsung dengan menggunakan pendekatan Experiential Learning dari David Kolb. Pendekatan ini menekankan pada pengalaman nyata yang memberikan pemahaman, kesadaran, dan penghayatan mengenai apa yang dipelajarinya.

Tenaga Pelatih :
Pelatih Utama :
Slamet Rahardjo Djarot (Aktor, Sutradara)
Dr. Dewi S. Matindas (Pakar Psikologi)
Dr. Arief Mudatsir Mandan, M.Si (Pakar Sosiologi)
Dewi Hafianti, S.Sn (Dosen Tari, Penari)

Pelatih Pendamping :
Drs. Adiparanajaya, Alex Komang, Tri Rahardjo

Tamu Pembanding :
Seniman Berprestasi yang peduli pada kegiatan seni.

Sertifikat Teguh Karya diberikan kepada peserta berdasarkan evaluasi tentang kemampuan dan tingkat partisipasi dalam pelatihan.

Pusat Pelatihan :
Kagiatan Pelatihan GladiActor dipusatkan di Sanggar Teater Populer karena faktor kesejarahan serta kelengkapan fasilitasnya sebagai sanggar kerja seni.

Fasilitas Sanggar :
Ruang Pelatihan, Ruang Kelas, Ruang Perpustakaan, Ruang Makan, Locker, Hot Spot.ihan

Metode Pelatihan :
Praktikum, Diskusi Kelompok, Ceramah Singkat, Simulasi, Studi Kasus, Penugasan

Pelatihan ini sudah dilangsungkan sebanya tiga kali. peserta yang telah mengikutinya antara lain: Ario Bayu, Senk Lotta, Cholidi Asadil Alam, Lukman Sardi, Paulus Otto, Astri Nurdin, Eduwart Manalu, Olivia Zalianty, Ryan Syahputra, Gesata Stella, Antie Damayantie, dan Zendhy Zaen.

The Mind, Body and Soul

The Mind, Body, and Soul of Acting with Robert Draffin and Slamet Rahardjo. Demikian tajuk pelatihan singkat seni peran bagi aktor dan aktris di Indonesia. Pelatihan ini terselenggara atas kerjasama Teater Populer dan Liminal Theater Australia atas dukungan Australia-Indonesia Institute. Pelatihan ini memberikan pemahaman dan pendalaman mengenai seni peran dan melatih kepekaan rasa, ketajaman analisis dan olah tubuh sebagai media kreatif bagi seorang aktor/aktris.

Pelatihan ini telah diselenggarakan sebanyak dua kali. Prisia Nasution, Kiki Narendra, Sutra Ramadhani Djarot, Dennis Adishwara, Trisa Triandesa, Ramon Y. Tungka, Khiva R. Iskak, Atiqah Hasiholan, Gesata Stella, Jack Saputra, Clarisza Runtung, Dora Angela, Vania Christy, Yogi Finanda, Aryadila Yarosairy dan Olga Lydia. Mereka telah merasakan bagaimana gerakan tubuh dapat berirama dalam ruang dan waktu.






Mercedes Benz Show

Mercedes Benz Show