Pinangan dan Penagih Hutang




Pada hari Rabu, 2 Maret 2011 Teater Populer mengadakan pertunjukan kecil yang terdiri dari dua buah karya drama satu babak yaitu "Pinangan" dan "Penagih Hutang" karya Anton Chekhov penulis ternama dari Rusia. Chekhov lahir di Taganrog, Rusia pada 17 Januari 1860. Meskipun karya-karya Chekhov sebetulnya bertema tragis, namun disampaikan dengan cara yang ringan dan menggelitik sehingga ia dikenal sebagai seorang jenius yang humoris. Naskah "Pinangan" yang kami gunakan adalah adaptasi Suyatna Anirun dan Jim Lim; sedangkan naskah "Penagih Hutang" adaptasi oleh Teguh Karya. Kedua pementasan tersebut disutradarai oleh Slamet Rahardjo.

Pinangan, merupakan karya Chekhov yang ditulis sekitar tahun 1888-1889 dan pertama kali dipentaskan pada 1890. Pinangan merupakan komedi situasi yang ringan dan kocak mengisahkan Agus Tubagus (Trisa Triandesa), seorang bujang lapuk berpenyakitan yang datang untuk meminang Ratna Rukmana (Antie Damayantie), putri dari Raden Rukmana (Aki Zulfikar). Belum sempat Agus meminang Ratna, mereka berdua terlibat dalam sebuah adu mulut tentang kepemilikan sebuah bangunan. Melihat perseteruan ini, Raden Rukmana mengusir Agus Tubagus keluar rumah. Lalu Raden Rukmana memberitahu Ratna maksud dan tujuan kedatangan Agus yaitu untuk melamarnya. Ratna histeris dan meminta ayahnya untuk memanggil Agus kembali. Setelah Agus kembali, lagi-lagi mereke adu mulut. perserteruan semakin memanas hingga akhirnya Agus jatuh pingsan. Setelah siuman, Raden Rukmana memaksa agar Ratna menerima pinangan dari Agus dan segera menikah.

Penagih Hutang pertama kali dipertontonkan pada 28 Oktober 1888 di Moskow. Inti cerita ini adalah seorang laki-laki kuat dan kasar bernama Tirto (Kiki Narendra) yang datang untuk menagih hutang pada seorang janda ditinggal mati suaminya, Haryati (Gesata Stella). Haryati sedang termenung dan menangisi kematian suaminya di ruang tamu ditemani oleh Tentrem (Hendro Djarot), seketika ada Tirto datang yang datang untuk menagih hutang yang ditinggalkan suami Haryati. Haryati tidak bisa memberikan uangnya pada saat itu juga namun Tirto bersikukuh. Mereke berseteru hebat bahkan hingga akan perang tanding menggunakan pistol. Namun Tirto yang hidup menyendiri dan kesepian luluh melihat kecantikan Haryati dan seketika ia jatuh hati. Begitupun dengan Haryati yang sudah tujuh bulan menjanda terpikat pula oleh Tirto. setelah segala perseteruan yang terjadi akhirnya mereka saling jatuh cinta.

Pementasan ini dihadiri lebih dari 100 undangan yang datang dari berbagai kalangan yaitu seniman, kritikus, pengamat seni, masyarakat umum dan keluarga besar Teater Populer, diantaranya Christine Hakim, Alex Komang, Hengky Soelaiman, Sylvia Nainggolan, dll. Pementasan ini diakhiri dengan sebuah diskusi singkat yang menarik dengan tamu undangan, yaitu Erros Djarot, Arswendo Atmowiloto, Butet Kartaredjasa, Putu Wijaya dan ikut pula berpartisipasi tamu yang hadir. Pementasan ini merupakan awal kebangkitan Teater Populer sekaligus memperkenalkan para pekerja kreatif generasi baru yang tergabung dalam Teater Populer. Kami ucapkan terima kasih bagi semua tamu undangan yang hadir serta saran dan kritik yang telah diberikan.

Nantikan pementasan kami berikutnya. Salam Teater Populer!