Sejarah Teater Populer

Teater Populer Hotel Indonesia, merupakan nama awal dari Teater Populer, sesuai tempat dilahirkannya kelompok seni ini. Pada acara peresmian Hotel Indonesia, Presiden Soekarno menegaskan bahwa Hotel Indonesia sebagai pintu gerbang Indonesia, memiliki misi lain selain hanya menjual kenyamanan kamar dan kelezatan makanan, yang lebih penting dan mendasar, presiden menugaskan agar Hotel Indonesia juga mampu memperkenalkan seni budaya Indonesia. Maka sejak saat itu dibentuklah Art & Culture Department dan salah satu asisten manajernya adalah seniman teater ternama Teguh Karya.

Teguh Karya ditunjuk sebagai penanggungjawab serta pelaksana kegiatan tersebut. Bekerjasama dengan Yuni Amir, Galeb Husein, Ishaq Iskandar dan Tuti Indra Malaon, Teguh Karya mulai menghias Hotel Indonesia dengan berbagai pertunjukan kesenian, termasuk teater. Khususnya pagelaran teater, Teater Populer Hotel Indonesia secara rutin satu bulan sekali melakukan pementasan. Dalam melaksanakan pementasan berkala tersebut, Teguh Karya membentuk ikatan silaturahmi antara penonton dan pelaku seni dengan cara membentuk Ikatan Penonton Tetap Hotel Indonesia yang dimotori oleh Ibu Nelly Adam Malik, Ibu Nany Ali Sadikin, Ibu Ahmad Taher dan Ibu Tati Poernomo.

Teater Populer Hotel Indonesia, anggota aktifnya terdiri dari: Teguh Karya, Ishaq Iskandar, Tuti Indra Malaon, Effendy, Salim, Dewi Sawitri, Sylvia Nainggolan, Henky Solaiman, Rahayu Effendy, Dicky Zulkarnaen, Mieke Wijaya, Titi Qadarsih, Roselina Oscar, Bustomi, Dadi Djaya, Bustomi SA, serta para mahasiswa Akademi Teater Nasional Indonesia; Franky Rorimpandey, N.Riantiarno, Purnama, Boyke Roring, dan Slamet Rahardjo.

Teater Populer Hotel Indonesia, telah memiliki banyak kegiatan pementasan, tetapi hari kelahirannya ditetapkan tanggal 14 Oktober 1968, tepat pada pertunjukan dua naskah pendek yang berjudul ” Kammerherre Alving” saduran dari ”Ghost” karya Henrik Ibsen dan ”Antara Dua Perempuan” saduran dari karya Alice Gestenberg yang dipentaskan di Bali Room Hotel Indonesia.

Teater Populer Hotel Indonesia, menampilkan drama realis hasil karya para seniman besar dunia dan Indonesia, yang memudahkan masyarakat menikmati tontonannya. Semakin lama tanpa terasa, tuntutan penonton meningkat dan pada saat yang sama para pelaku seni juga telah memiliki pengalaman kerja nyata yang telah meningkatkan pula kemampuannya. Sikap kerja ini terus berlaku hingga saat Teater Populer Hotel Indonesia mengembangkan diri diluar ruang lingkup Hotel Indonesia dan namanya berubah menjadi Teater Populer dan menjadi pengisi pementasan secara berkala di Taman Ismail Marzuki yang baru didirikan oleh Gubernur Ali Sadikin.